Post

Pantura Identik Dengan Jalur Tengkorak

Mendengar kata “ Pantura” bukan menjadi salah satu hal yang asing lagi di telinga kita. Jalur pantai utara itulah kepanjangan dari pantura. Sudah beberapa tahun lamanya banyak orang yang selalu mengunakan jalur alternatif ini untuk Mudik lebaran. Kebanyakan mereka adalah pemudik yang berasal dari jakarta menuju jawa dan sekitarnya. Mereka memilih jalur ini karena jalur ini di anggap sebagai jalur yang paling mudah untuk di lewati khusunya untuk pengendara roda dua.
 

Arus mudik di sekitar Kerawang
Menurut data setatistik yang di kelurakan oleh Kapolda Jateng sekitar 1 juta unit kendaraan melewati jalur pantura baik yang mengunakan kendaraan umum maupun pribadi.Jumlah tersebut terus menigkat setiap tahunya terutama saat menjelang dan sesudah hari raya Idul Fitri. Dan sedikitnya sekitar 2583 kasus kecelakaan  terjadi di jalur itu, baik yang hanya luka ringgan sampai meningal dunia. Dan yang paling memprihatikan 40 % dari jumlah tersebut didomisili oleh kendaraan roda dua. Kendaraan roda dua menjadi salah satu korban sekaligus penyebap terjadinya kecelakan di jalur pantura. Hal ini di sebapkan pula karena mereka harus mengimbangi kecepatan kendaran roda 4 maupun kendaraan umum yang melaju dengan kecepatan tinggi. Para pengendara khusunya roda dua memang mayoritas memilih jalur pantura untuk pulang maupun balik dari kampung halaman mereka di bandingkan dengan memilih jalur lain. Kelalaian pengendara mungkin juga dapat berpengaruh besar dalam kecelakan lalu lintas yang sangat sering terjadi di jalur Pantura. Maka dari itu julukan Pantura adalah jalur tengorak merupakan hal wajar melihat data diatas.

Selalin dari alasan di atas fasilitas umum seperti jalan yang tidak berlubang dan rambu-rambu lalu lintas yang memadahi juga sangat kurang. Ini di perlihatkan dengan banyaknya jalan-jalan di jalur Pantura yang berlubang dan rambu-rambu lantas yang tidak memadahi. Sehingan para pengendara yang melewati jalur tersebut banyak yang mengalami kecelakaan. Sungguh fenomena yang memperihatinkan setikanya 1000 jiwa harus melayang dengan sia-sia setiap tahunya. Apa mungkin memang karena kelalaian pengedara atau mungkin karena pemerintah kurang memperhatikan fasilitas-fasilitas yang seharusnya ada?. Jika begini kita mau salahkan siapa? Jawabanya ada pada anda.